Bangkok di mata turis Indonesia mulai populer setelah orang bosan ke
Singapore dan Kuala Lumpur. Terlebih penerbangan langsung AirAsia dari
Jakarta Bangkok hanya sekitar 3 jam 25 menit, terbang jam 16.20 dan tiba
19.45.
Tiba di Airport
Swarnabhumi Airport adalah pintu gerbang masuk
mancanegara ke Bangkok. Airport ini tergolong baru dan besar, namun
efisien. Papan penunjuk arah tertulis jelas dalam bahasa Thai dan
English. Petugas imigrasi mungkin terkesan tidak professional dan agak
lambat namun tidak ada masalah.
Untuk menuju pusat kota, tersedia shuttle bus yang tiketnya dapat
Anda beli begitu tiba di Arrival Hall. Tersedia 4 jalur bus, yang
populer bagi turis adalah menuju Sukhumvit dan Khao San Road, jadi
pastikan Anda tahu lokasi hotel sebelum membeli tiket bus.
Mulai awal 2010, tersedia airport train menuju kota. Sayangnya saya
belum sempat mencobanya sehingga tidak dapat memberikan banyak informasi
mengenai harga dan tiket. Airport rail link ini berhenti di beberapa
stasiun seperti Makasan (interchange dengan MRT) dan Phaya Thai
(interchange dengan BTS).
Transportasi di Bangkok
Bangkok juga tidak lepas dari kemacetan, namun tidak terlalu stress
dibanding Jakarta karena pengendara mobil yang lebih tertib dan jumlah
pengendara motor yang sedikit.
Trotoar Bangkok rata-rata sudah nyaman bagi pejalan kaki. Lebar
trotoar umumnya 2 meter hingga 4 meter di jalan-jalan utama. Saya rasa
membawa stroller juga tidak mengalami kesulitan.
Persiapkan waktu Anda dengan matang, spare waktu yang cukup untuk
mengantisipasi kemacetan. Menggunakan kereta layang BTS tentu saja
pilihan yang paling efisien bagi turis.
Bangkok memiliki beberapa pilihan moda transportasi, mulai dari taxi,
bus kota, tuk-tuk, boat melintasi sungai, hingga kereta massal yang
disebut BTS SkyTrain dan MRT.
BTS SkyTrain adalah jalur kereta yang dibangun melayang di atas jalan
raya, sedangkan MRT/Subway Bangkok beroperasi di bawah tanah dan saat
ini hanya punya 1 line.
Transportasi di Bangkok sudah semakin maju dengan dibukanya jalur
ke-3 BTS SkyTrain serta line MRT. Jadi hingga saat ini, Bangkok sudah
mempunyai 4 jalur kereta massal, 3 jalur bersifat di atas tanah, dan 1
jalur berupa MRT.
BTS SkyTrain (penduduk lokal hanya tahu kata BTS, jangan coba-coba
tanya orang dengan keyword ‘SkyTrain’) saat ini memiliki 3 jalur, dengan
kode N (North), E (East), dan S (South) sesuai dengan jalur yang
dilayani, dan diberi nomor seperti E1 E2 dst. Semua jalur bertemu di stasiun SIAM.
Semua jalur ini terletak di kanan sungai Chao Phraya kecuali 2 stasiun
terakhir jalur S (S7 dan S8). Satu stasiun diberi kode W (West) yaitu
National Stadium sebagai perpanjangan dari jalur S.
Tiket kereta BTS dapat dibeli di setiap stasiun, berupa tiket
one-way, day pass (THB 100), atau monthly pass. One-way tiket harus
dibeli dari mesin tiket menggunakan uang koin (tukarkan uang kertas ke
uang koin di loket staff). Harga ditentukan sesuai jumlah stasiun yang
Anda lalui, dapat dilihat langsung di samping mesin tiket. Misalkan
untuk 1-3 stasiun, dihitung sebagai 1 stage, maka Anda cukup menekan
tombol 1, lalu masukkan uang koin sejumlah yang diminta.
Sayangnya tiket BTS tidak dapat dipakai di MRT. Anda harus membeli
tiket jenis lain untuk MRT. One-way tiket MRT bentuknya seperti koin
kasino, dibeli dari mesin tiket otomatis (menerima uang kertas hingga
THB 100 dan koin). Cara menggunakannya adalah dengan menempelkan koin
ini di barrier gate saat masuk, dan saat keluar di stasiun tujuan koin
ini dimasukkan ke dalam slot untuk membuka barrier gate. Tersedia juga
kartu magnetik yang dapat diisi ulang(seperti Singapore ez-Link atau HK
Octopus) jika Anda berencana tinggal di Bangkok selama beberapa hari.
Sebagai turis, menggunakan SkyTrain dan MRT sangat direkomendasikan
mengingat kemacetan Bangkok yang hampir sama seperti Jakarta. Walaupun
tidak mengcover seluruh penjuru kota, namun hampir semua tempat belanja
(Siam Paragon dkk) dan beberapa objek wisata dilalui atau berada dekat
dengan jalur kereta.
Jika objek wisata tidak dapat dicapai dengan kereta massal ini, Anda
sebaiknya tetap menggunakannya hingga stasiun yang paling dekat,
disambung dengan naik taksi.
Taksi Bangkok tersedia cukup banyak, namun akan cukup sulit menemukan
taksi kosong di saat hujan. Umumnya sopir taksi SAMA SEKALI tidak dapat
berbahasa Inggris, sehingga sebaiknya Anda membawa alamat hotel atau
tempat tujuan Anda dalam bahasa Inggris yang dilengkapi bahasa Thai.
Tarif taksi (menurut saya) tidak terlalu mahal, kira-kira sama seperti
tarif taksi Jakarta, dan tentu jika naik ber-empat bisa sharing biaya.
Ada banyak perusahaan operator taksi, dan sebagian tidak mau
menggunakan argometer. Cukup sulit menjelaskan taksi mana saja yang
selalu menggunakan argo karena nama perusahaan atau tulisan di seluruh
body taksi ditulis dalam bahasa Thai. Jadi sebelum naik taksi, coba
pastikan ke sopir apakah mau menggunakan meter.
Menggunakan bus kota perlu banyak riset dan keberanian karena semua
rute bus ditulis dalam bahasa cacing Thai, jadi yang bisa dibaca
hanyalah nomor bus.
Sedangkan untuk naik tuk-tuk cukup banyak yang mangkal di sekitar
hotel dan pinggir jalan. Tarif bisa ditawar in English dan perlu coba
naik mumpung di Bangkok. Rasanya sih mirip seperti naik bajaj BBG di
Jakarta. Tarifnya sebenarnya cuma sedikit lebih murah dibanding naik
taksi. Kebetulan hotel saya menginap menyediakan tuk-tuk gratis antar
sampai jalan raya (karena hotelnya berada di jalan kecil).
Hotel di Bangkok
Untuk urusan hotel, rate nya kurang lebih sama seperti Jakarta. Hotel
bisa dibilang tersedia sangat banyak di Bangkok, jadi lokasi yang
menentukan. Lokasi hotel berbintang yang strategis adalah yang berada di
daerah Silom, Sukhumvit, dan Siam. Hotel chain international seperti
Accor, Intercontinental Group, dkk tersedia namun jumlahnya kalah jauh
dibanding hotel lokal.
Jalan Sukhumvit adalah salah satu jalan terpanjang di Bangkok, analogi seperti dari Blok M hingga Monas. Jalan ini dilayani beberapa stasiun layang BTS. Lanjutan jalan ini adalah Rama I. Pastikan Anda sudah membaca peta untuk menuju lokasi hotel jika Anda memilih tinggal di Sukhumvit.
Saya coba list beberapa hotel hasil surfing dan review, rate yang tertulis adalah perkiraan untuk double-bed per-night.
- Rembrandt Hotel, Sukhumvit. Lokasi di jalan agak kecil sehingga cukup tenang, cukup 5-10 menit utk menuju BTS Asok / MRT Sukhumvit. ~USD 80.
- Ibis Bangkok Siam Hotel, lokasinya hampir persis di seberang MBK Mall, really a plus point. Begitu belanja tangan penuh, tinggal bawa pulang hotel dan siap belanja lagi.
- Ibis Nana Bangkok, Sukhumvit. Sebuah hotel baru dari Accor terletak masih di wilayah Sukhumvit-Nana. ~USD 45.
- Novotel Bangkok on Siam Square. Praktis hotel ini dikepung beberapa pusat perbelanjaan terbesar di Bangkok. Lokasi sangat strategis, stasiun BTS Siam ada di depan hotel.
- Sam’s Lodge Hotel, Sukhumvit. Tergolong budget hotel dengan lokasinya yang cukup dengan dengan BTS Asok. ~USD 30
- Unico Express, Sukhumvit. Rate kamarnya yang murah, kamar yang lumayan luas, free wifi, dikompensasikan ke lokasinya tidak terlalu dekat dengan BTS. ~USD 30.
Sedangkan untuk budget hostel untuk backpackers, Khao San Road sudah
menjadi episentrum. Lokasinya terletak di sebelah utara Grand Palace,
berjejer penginapan murah dengan harga dorm sekitar USD 15/orang. Di
jalan ini juga dapat ditemukan restoran hingga penjual souvernir dan Thai massage.
Tempat Wisata Bangkok
Bangkok map tersedia di mana-mana termasuk saat Anda pertama tiba di
airport. Dengan peta ini biasanya tergambar jelas beberapa tempat wisata
utama di dalam kota Bangkok yang siap Anda jelajah. Karena keterbatasan
waktu saya tidak sempat explore banyak tentang Bangkok, next time akan
saya lengkapi lagi section ini.
Grand Palace & Wat Phra Kaeo
Merupakan tujuan utama wisata Bangkok, sebuah kompleks istana dengan
sejumlah kuil. Jangan lewatkan pula mengunjungi Wat Phra Kaeo, sebuah
kuil yang berisi the Emerald Buddha. Menuju ke sini, sebaiknya pagi
hari, atau setidaknya jam 1 siang karena tutup jam 3.30. Biaya 500 Baht
untuk turis, kecuali Anda pura-pura bisa bahasa Thai
. Untuk menuju ke sini, tidak ada akses MRT atau BTS langsung.
Menggunakan MRT hingga Hua Lamphong Station dan sambung dengan taksi
atau tuk-tuk. Kemungkinan besar tempat ini akan penuh dengan ribuan
turis, jadi usahakan datang sepagi mungkin.
Wat Pho (Reclining Buddha)
Objek foto terkenal, posisi Buddha sedang berbaring, lokasinya cukup jalan kaki dari Grand Palace.
Wat Arun
Terletak di seberang Wat Pho, Anda harus menyeberangi sungai Chao
Phaya (sewa boat) untuk mencapainya. Keistimewaannya adalah dinding
pagoda berupa porcelain yang berkilauan ditimpa cahaya. Tempat ini lebih
sepi dan tenang dibanding Grand Palace.
Patpong Road
Selain tempat wisata religi di atas, Bangkok terkenal juga dengan
wisata duniawi (jika mau dikatakan demikian). Patpong telah dikenal
sejak tahun 80-an sebagai tempat hiburan malam. Mulai dari Go-Go Bar
(bar dengan penari di atas meja) hingga Thai girl show ditawarkan di
sini (codename: pingpong show). Anda tidak perlu masuk ke dalam bar jika
tidak suka, cukup susuri jalanan ini sambil lihat-lihat barang-barang
souvernir dan baju yang dijual di tengah jalan (sambil mengintip ke
dalam bar). Untuk menuju ke sini, naik BTS dan turun di Sala Daeng atau
MRT Silom. Hati-hati jangan salah belok ke Soi Silom 4 (Gay street).
Museum Lilin Madam Tussaud
Tempat ini ada di dalam mall Siam Square, kurang lebih isinya sama seperti Madam Tussaud di Hong Kong atau di London, kelebihannya ada patung lilin Presiden Soekarno di samping beberapa artis lokal Thailand.
Tempat ini ada di dalam mall Siam Square, kurang lebih isinya sama seperti Madam Tussaud di Hong Kong atau di London, kelebihannya ada patung lilin Presiden Soekarno di samping beberapa artis lokal Thailand.
Tempat belanja murah di Bangkok
Untuk yang sekelas Mangga Dua Jakarta, biasa orang Indonesia suka ke MBK Mall (BTS: National Stadium).
Mall MBK ini setidaknya bertingkat 8. Lantai bawah diperuntukkan
untuk belanja baju, tas, dan souvernir. Sedangkan lantai 3-4 terdapat
toko aksesories untuk gadget/handphone. Di lantai 5 terdapat Foodzone,
food court yang menjual aneka makanan dengan berbagai cita rasa,
harganya tergolong murah. Hebatnya kebanyakan pegawai toko bisa sedikit bahasa Indonesia karena begitu banyak orang Indo yang ke sini!
hanya buka Sabtu & Minggu, BTS: Mo-Chit atau MRT:Chatuchak, adalah pengganti Suan Lum Night Bazaar, bisa
menjadi tempat pertama yang Anda kunjungi saat tiba di Bangkok karena
jam buka-nya memang dari sore hingga tengah malam. Suasananya seperti
pasar senen di Jakarta, menjual souvernir turis seperti baju, kain,
magnet kulkas, sandal, hingga jam tangan aspal. Ilmu menawar dari Mangga
Dua mesti dipraktekkan di sini, bisa dimulai dari setengah harga dan
adu jago kalkulator. Kompleks ini cukup besar, pastikan Anda ingat
lokasi awal untuk pulang. Anda juga dapat menemukan blok yang khusus berupa restoran, menawarkan macam hidangan mulai ala Thai hingga western.
Sedangkan bagi penggila belanja branded, Bangkok termasuk surga
belanja. Cukup datang ke daerah yang dinamakan Siam (BTS Station: Siam)
Anda akan menemukan deretan mall mulai dari Siam Paragon dan Siam Square hingga Central World. Satu lagi mall yang besar adalah Emporium (BTS: Phrom Phong) di mana Anda bisa membeli pakaian dan souvernir tanpa capek menawar.
Photo: Irisan buah mangga manis disajikan bersama ketan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar